Senin, 09 Mei 2016

Pergaulan Remaja pemicu kekerasan terhadap Orang Tua ?



Remaja adalah fase dimana seorang anak mulai mengenal dunia di lingkungan luar, dimana lingkungan luar itu seperti lingkungan sekolah, pergaulan, teman sebaya dan lingkungan masyarakat, sering didapati maraknya perilaku para pelajar  SMA/SMKn, yang diluar dugaan yaitu maraknya penggunaan motor dengan suara yang keras dan  mengubah seluruh body motor yang dibelikan oleh orang tuanya, dan maraknya balap liar di jalan-jalan baru sehingga mengakibatkan banyaknya para remaja-remaja berkumpul di jalan raya waktu tengah malam, tanpa memperdulikan orang lain disekitarnya.
          Pergaulan Remaja memang tidak dapat dipungkiri merupakan suatu hal yang dapat mengubah perilaku dari remaja itu sendiri. Perilaku yang telah dibentuk dilingkungan lekuarga pun bias secara cepat berubah seiring dengan kemajuan pemikiran remaja yang merasa ingin bebas untuk menentukan jalan hidup yang ingin dicapainya. Namun jalan yang diambil seringkali salah bahkan menjerumus kepada hal-hal yang masuk keranah negatif menimbulkan tingkah laku remaja ingin bertindak semaunya tanpa memperhatikan perasaan orang lain bahkan Orang Tuanya sendiri. Misalnya saja seringkali kita dapat temukan banyaknya kalangan para pelajar SMA.SMKn dating ke sekolah dengan mengunakan motor yang bersuara keras  dengan modifikasi full pada motor, hal ini terjadi karena mereka merasa menjadi orang yang amat keren dengan mengendarai sepeda motor seperti itu. Bila sudah mengendarai motor seperti itu keinginan bebas seorang remaja tentu saja semakin menjadi-jadi dengan mencoba kendaraan pribadinya di jalan baru untuk balap dengan teman sebaya yang juga melakukan hal yang sama terhadap kendaraannya.
Ini sangatlah tidak seharusnya dilakukan oleh para pelajar SMA, biaya untuk memodifikasi satu unit motor saja membutuhkan biaya yang sangat mahal, dimana kebutuhan seperti itulah yang akan memicu kekerasan terhadap orang tua. Tren modifikasi motor memang sedang marak saat-saat ini karena  keinginan untuk mengikuti yang menjadi suatu hal yang popular pada masa ini, untuk  mendapatkan hal itu seringkali mereka meminta uang kepada orang tua hanya untuk mengubah body dari motor agar terlihat keren. Dalam hal ini akan memicu mereka untuk memaksa orang tua memberikan uang untuk kebutuhan yang tidak penting bagi orang tua. Orang tua yang tidak memberikan uang seringkali mendapatkan perlakuan yang kasar dari anaknya seperti mengambil uang secara paksa, melawan orang tua, bahkan menyakiti hati orang tua yang telag membesarkannya hanya untuk memenuhi hasrat yang tidak bermanfaat. Perubahan trend an zamanlah yang mengubah cara bergaul anak itu sendiri, untuk terlihat keren mereka rela untuk menyakiti hati orang tuanya hanya untuk kesenangan sesat mereka.
          Untuk menghindari supaya hal ini terjadi adalah dengan mengontrol dan terus mengawasi pergaulan dari remaja di lingkungannya. dengan mengontrol fsn mengawasi pergaulan pada anak itu sendiri, dapat mampu untuk membatasi kebebasan yang tidak terarah seperti itu. Serta dengan cara menanamkan sikap religious yang kuat sehingga mampu menjadikan anak tidak terjerumus terhadap pergaulan yang keluar dari batasnya.

Selasa, 26 April 2016

GURU SEBAGAI PENASIHAT.

Sekolah tentu saja semua kenal dengan tempat ini, tidak asing lagi kita seseorang mengatakan akan pergi sekolah, akan menuntut ilmu kesekolah. Nah, disini sekolah merupakan tempat yang berperan sangat penting dalam proses menuntu ilmu. Disekolah ini terdapat juga banyak bagian-bagian ruangan khusus yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan, terutama yang sering kali disebut Kelas. Apakah kalian tau kelas? tentu saja, YA. Jadi kelas merupakan tempat dimana terjadinya berbagai aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok siswa untuk menuntut ilmu serta tempat guru untuk memberikan pembelajaran, membimbing siswa menjadi lebih baik lagi . Guru menjadi seorang yang akan menjalankan sebuah aktivitas belajar mengajar. Yang menjadi permasalah disini apakah Guru hanya berperan sebagai pembimbing siswa saja, atau sebagai teladan saja kepada siswa?
          Secara lebih jelasnya akan dijelaskan terlebih dahulu, Guru  merupakan seorang yang menjadi model atau panutan untuk siswa(1). Peran guru disini sangatlah banyak, dimana Guru memiliki peran sebagai pembimbing, artinya sesorang yang mampu mengarahkan siswa untuk memahami suatu hal yang belum diketahuinya, menjadi tahu. Sehingga akan menimbulkan perubahan pada tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajarann ataupun pemahaman yang akan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Adapula peran guru sebagai Teladan, artinya disini guru menjadi contoh, segala sikap, etika, dan kebiasaan yang dilakukan guru akan menjadi sorotan utama disekolah yang diperhatikan dan akan dianggap baik untuk ditiru oleh siswanya. Namun disini peran Guru yang sering kali dilupakan oleh siswanya adalah peran guru sebagai penasihat. Kenapa bias sering dilupakan? Ya, karena Guru sering dipandang sebagai seorang pembimbing dan teladan saja, dan peran guru sebagai penasihat sering tidak tampak dalam lingkungan sekolah. Hal itu disebabkan karena siswa menggagap yang seahrusnya memberikan masukan dataupun nasihat secara maksimal adalah wali kelas dan juga bimbingan konseling saja.  Padahal Guru sebagai pembimbing yang akan mengarahkan siswa harus mengetahui bagaiamana kesiapan siswa, keadaan siswa secara mental ataupun dalam lingkungan pergaulan yang sering kali akan mempengaruhi perilaku siswanya. Peran guru sebagai penasihat disini sebagai upaya untuk lebih mengenal bagaimana kepribadian seorang siswa yang menjadi anak didiknya, maka siswa sendiri harus mau terbuka dengan guru untuk dapat memperlihatkan peran guru sebagai penasihat bukan saja sebagai teladan yang membimbing perkembangan anak saja, namun guru harus mampu terbuka dan mampu untuk meberikan solusi terhadap maslah yang dihadapi oleh siswanya dengan lebih mendekatkab dirinya kepada siswanya didalam kelas.
                                    Berdasarkan hal tersebut sudah sangatlah jelas, bukan saja bimbingan konseling atau wali kelas saja yang berperan sebagai penasihat untuk siswanya, namun guru pengajar mata pelajaran diklelas pun memiliki andil yang sangat kuat, dimana untuk mempermudah guru mengenal siswa dikelas, ini juga termasuk proses untuk mengontrol siswa dikelas. Untuk Guru yang mengajar dikelas untuk terus menjalankan peran sebagai penasihat guna untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai untuk menentukan hasil belajar siswa juga. Terkadang masalah yang dipendam siswa dapat mempengaruhi semangat siswa untuk belajar, maka disinilah peran guru secara langsung untuk bersikap terbuka terhadap permasalahan yang dialami oleh siswa dengan terus melakukan interkasi yang mampu menjadi guru bukan saja seorang pembimbing ataupun teladan namun juga, Guru sebagai teman, sahabat ataupun keluarga untuk siswa.

REFERENSI:

(1). Suyono&Hariyanto.2011.Belajar dan Pembelajaran.Bandung.PT Remaja Rosdakarya.

Selasa, 12 April 2016

Tradisi Nyaik Di Dusun Peninjoan,Menjaga Keharmonisan Antar Warga Masyarakat



Oleh: Ni Nengah Ayu Intan Pratama

(1)
Agama merupakan sebagai landasan untuk seorang manusia meyakini satu keyakinan yang akan dilaksanakan untuk menjadi seorang yang religius ataupun beragama. Setiap agama diselurh wilayah  itu sendiri memiliki melahirkan banyak tradisi-tradisi yang diwariskan oleh para leluhur mereka.Namun karena kurangnya rasa ingin tahu orang terhadap tradisi itu, menimbulkan rasa kurang nyaman dan tidak terbiasa terkadang terkesan aneh bagi yang tidak mengetahui tradisi disetiap agama. Padahal disetiap tradisi itu memiliki makna yang sangat unik untuk diketahui oleh orang lain.
Bisa dilihat tradisi yang masih sangat dilestarikan di Dusun Peninjoan,Kecamatan Narmada. Tradisi ini dinamakan Tradisi Nyaik. Tradisi Nyaik ini merupakan tradisi yang sangat melekat pada keyakinan suku bali di Dusun peninjoan ini . tradisi ini digambarkan dengan makan bersama dengan alas daun pisang yang dibentuk memanjang . Pelaksanaan tradisi nyaik ini dilaksanakan setiap setahun sekali atau pada saat upacara keagamaan khususnya di Dusun peninjoan.
Proses awal dari tradisi ini dengan sama-sama mengeluarkan keperluan yang dibutuhkan misalnya daun pisang sebagai alas atas dan kelangsah( ulatan dari daun kelapa) sebagai alas paling bawah, selanjutkan warga lain bertugas untuk memasak nasi serta membuat lauk yang akan digunakan untuk tradisi ini. Tradisi Nyaik ini merupakan runtutan dari ritual keagamaan”Usaba Gumang Peninjoan’.Makna dari tradisi nyaik ini sendiri untuk ngelusur( meminta kesehatan), selain itu juga tradisi ini juga menggambarkan kerukunan serta keharmonisan  antar umatnya di Dusun Penijoan ini. Tidak adanya perbedaan kaya dan miskin disini. Jika dilihat dari segi sosial masyarakatnya tradisi ini sudah menanamkan nilai kerjasama/gotong royong dimana,warga sama-sama melakukan ngayah(membatu secara ikhlas) di pura Gumang Peninjoan agar lancarnya pelaksanaan ritual kegamaan tersebut.
Sebagai anggota masyarakat disini tentu saja harus merasa bangga atas apa yang telah diwariskan oleh para leluhur , yang telah meciptkan suatu tradisi begitu unik dan sangat melekat akan nilai gotong royong serta kerja sama antar anggota. Tradisi kita adalah tradisi yang indah, tradisi yang mejadi ciri dari setiap wilayah . Kita sebagai warga masyarakat seharusnya terus melestarikan kebiasaan yang sudah diwariskan oleh leluhur, dengan turut berpartisipasi dalam tradisi bukan malah acuh bahkan menggap tradisi itu tidak penting untuk dilaksanakan, lihatlah keunikan yang kita miliki yang tidak dimiliki oleh wilayah lain.

Referensi :
 (1) http://gumang-peninjoan.blogspot.co.id/2011/01/nyaik.html


Selasa, 05 April 2016

Pentingnya, Pengembangan Budaya “Mejejahitan” oleh Suku Bali.

kearifan lokal merupakan kebijakan manusia dalam mengembangkan keunggulan lokal yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional, Adapun kearifan lokal dapat dilihat dari Potensi Alam yang dimiliki Lewat program pendidikan berbasis potensi lingkungan, diharapkan tumbuh kearifan lokal dan karakter yang peduli lingkungan dan sebaliknya dapat memanfaatkan potensi lingkungan hidupnya. Orang yang arif adalah orang yang hidupnya harmoni dengan lingkungan seraya dapat memanfaatkan lingkungan untuk kepentingan hidupnya dan orang yang berkarakter akan marah apabila lingkungan ekosistemnya dirusak.serta ada juga potensi manusia dimana potensi manusia itu berhubungan dengan kemampuan sesorang untuk melaksanakan, mengembangkan,apa yang diwariskan dan menjadi sebuah budaya yang menjadi kebiasaan.
        Pada suku bali sering didengar istilah mejejahitan, mejejahitan ialah suatu budaya yang wajib dilakukan oleh kaum wanita dan juga tidak dipungkiri juga pria juga mempunyai bakat mejejahitan.
Mejejahitan salah satu bentuk kretifitas orang suku bali yang memamfaatkan ciptaan tuhan, yaitu yang sering disebut: busung/janur.Dari satu bahan ini bias diciptakan berbagai macam bentuk kreatifitas yang digunakan sebagai prasarana dalam upacara keagamaannya.mejejahitan ini merupakan warisan dari orang terdahulu,bentuk dari hasil keatifitas itu disebut sebagai canang. Canang ini memiliki 8 sudut yang saling berhubungan satu sama lain yang diikat atau dilekatkan dengan menggunakan semat(bambu kecil kering), canang itu memiliki arti tersendiri yaitu sarana permohonan umat hindu kehadapan Sang Hyang Widhi ( berwujud ongkara) dan memohon kekuatan beliau dalam Manifestasi Sang Hyang Ista Dewata.
        Mejejahitan ini dilakukan setiap hari atau di waktu menjelang diadakan  upacara keagamaan, mejejahitan ini tidak bias dihilangkan ataupun diubah oleh apapun, sebab budaya ini adalah merupakan cirri khas serta hal wajib yang harus dilakukan oleh umat hindu.
        Namun berdasarkan kemajuan zaman, banyak dikalangan masyarakat bahkan lebih memilih untuk membeli sarana prasana upacara dibandingkan dengan melaksanakan budaya mejejahitan ini. Hal ini disebabkan karena ada sebagian yang enggan belajar mejejahitan, adapula yang bias namun tidak mengembangkan budaya itu. Padahal jika dilihat dari sisi positif, suatu kreatifitas yang sangat indah, jika seseorang sudah mahir tentu saja akan mendapatkan suatu kebanggan tersendiri.
        Dari sini dapat dilihat sungguh indah suatu potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah , yang tentu saja jika mampu dikembangkan akan menjadi potensi yang akan dikenal oleh banyak kalangan . Supaya tidak hanyak suatu budaya dalam bidang kreatifitas masyarakat hanya dinilai dengan kata” oh cumin ini, ya bagus “ namun suatu karya kreatifitas perlu dikembangkan sehingga masyarakat luar bias menilai karya dengan kata” luar biasa ‘hal yang terlihat tidak berguna ternyata diubah menjadi suatu hal yang luar biasa nilai keindahanannya.
referensi:
https://nenielse99.wordpress.com/2011/09/27/kearifan-lokal-budaya-bali/


Selasa, 29 Maret 2016

Kedisiplinan itu Tidak Semudah seperti yang Dibayangkan

Sikap dan kebiasaan yang dimiliki seseorang tentu saja berbeda satu sama lain, sikap jujur, taat, disiplin,sabar,teladan itu merupakan sikap yang harusnya ditanamkan oleh sesorang dalam dirinya sendiri. “Kebiasaan” dari kata itu tidak lain suatu hal yang sering dilakukan dan tentu saja akan melahirkan banyak kebiasaan-kebiasaan positif lainnya.Namun disini apakah semua orang mampu untuk menanamkan sikap yang dimaksudkan tadi dan melakukan kebiasaan-kebiasaann yang akan membawa seseorang pada kesuksesan,itu semua tidak akan mampu dimiliki oleh orang yang tidak menganggap sikap dan kebiasaan itu penting.
Kenapa disini dibahas tentang sikap postif dan kebiasaan positif, sebab itu berkaitan dengan nilai kedisiplinan.Apakah nilai kedisiplinan itu ? Kedisiplinan adalah hal mentaati tata tertib di segala aspek kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.Dari pengertian tersebut bisa dibayangkan betapa mudahnya menanamkan kedisiplinan itu, tapi dilihat dari realitas yang ada tidak semudah yang dibayangkan, misalnya saja dari aspek kehidupan baik agama maupun pergaulan,dalam agama kita diharus untuk taat terhadap agama dengan menjalankan ajaran agama,yaitu taat beribadah,itu tentu menjadi hal yang biasa didengar, namun apakah semua mampu untuk melaksanakan itu ? dan jawabannya adalah belum,banyak kita jumpai dikalangan pelajar ketika waktu imtaq/berdoa bersama dilapangan seringkali ditemukan hal yang tidak diinginkan yaitu banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan itu bahkan ada yang memilih untuk bersembunyi di Toilet ataupun bersembunyi di kelasnya. Selanjutkan jika dilihat dari ketertiban di sekolah maupun dimasyarakat juga tidak kalah buruknya dengan penyataan yang tadi, bisa dilihat siswa di sekolah di haruskan untuk berbaris di depan kelas dan memberi salam kepada guru yang mengajar saat itu, ini adalah hal mudah bukan? Banyak juga yang menyepelekan kegiatan itu karena dianggap tidak penting untuk dilakukan,dan dapat juga dilihat realitas  di lingkungan masyarakat banyak sekali orang-orang yang tidak mamatuhi rambu-rambu lalu lintas( menerobos lampu setopan), bahkan sering kita jumpai kegemaran orang-orang tidak memakai helm, itu hal-hal yang sangat mudah untuk ditanamkan dalam diri kita, namun hal itu menjadi beban bagi orang lain yang tidak terbiasa untuk menaanti aturan yang sudah diresmikan oleh pemerintah.
Tentu saja timbul pertanyaan ? sesulit itukan menanamkan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga, ya, tentu sulit jika seseorang belum menanamkan kesadaran diri untuk disiplin terhadap suatu hal, hal yang harus dilakukan adalah membiasakan diri untuk melakukan hal-hal baru, dengan kesabaran untuk memulai suatu kebiasaan baru yang akan mengubah diri seseorang itu menjadi lebih baik lagi.
REFERENSI