Selasa, 12 April 2016

Tradisi Nyaik Di Dusun Peninjoan,Menjaga Keharmonisan Antar Warga Masyarakat



Oleh: Ni Nengah Ayu Intan Pratama

(1)
Agama merupakan sebagai landasan untuk seorang manusia meyakini satu keyakinan yang akan dilaksanakan untuk menjadi seorang yang religius ataupun beragama. Setiap agama diselurh wilayah  itu sendiri memiliki melahirkan banyak tradisi-tradisi yang diwariskan oleh para leluhur mereka.Namun karena kurangnya rasa ingin tahu orang terhadap tradisi itu, menimbulkan rasa kurang nyaman dan tidak terbiasa terkadang terkesan aneh bagi yang tidak mengetahui tradisi disetiap agama. Padahal disetiap tradisi itu memiliki makna yang sangat unik untuk diketahui oleh orang lain.
Bisa dilihat tradisi yang masih sangat dilestarikan di Dusun Peninjoan,Kecamatan Narmada. Tradisi ini dinamakan Tradisi Nyaik. Tradisi Nyaik ini merupakan tradisi yang sangat melekat pada keyakinan suku bali di Dusun peninjoan ini . tradisi ini digambarkan dengan makan bersama dengan alas daun pisang yang dibentuk memanjang . Pelaksanaan tradisi nyaik ini dilaksanakan setiap setahun sekali atau pada saat upacara keagamaan khususnya di Dusun peninjoan.
Proses awal dari tradisi ini dengan sama-sama mengeluarkan keperluan yang dibutuhkan misalnya daun pisang sebagai alas atas dan kelangsah( ulatan dari daun kelapa) sebagai alas paling bawah, selanjutkan warga lain bertugas untuk memasak nasi serta membuat lauk yang akan digunakan untuk tradisi ini. Tradisi Nyaik ini merupakan runtutan dari ritual keagamaan”Usaba Gumang Peninjoan’.Makna dari tradisi nyaik ini sendiri untuk ngelusur( meminta kesehatan), selain itu juga tradisi ini juga menggambarkan kerukunan serta keharmonisan  antar umatnya di Dusun Penijoan ini. Tidak adanya perbedaan kaya dan miskin disini. Jika dilihat dari segi sosial masyarakatnya tradisi ini sudah menanamkan nilai kerjasama/gotong royong dimana,warga sama-sama melakukan ngayah(membatu secara ikhlas) di pura Gumang Peninjoan agar lancarnya pelaksanaan ritual kegamaan tersebut.
Sebagai anggota masyarakat disini tentu saja harus merasa bangga atas apa yang telah diwariskan oleh para leluhur , yang telah meciptkan suatu tradisi begitu unik dan sangat melekat akan nilai gotong royong serta kerja sama antar anggota. Tradisi kita adalah tradisi yang indah, tradisi yang mejadi ciri dari setiap wilayah . Kita sebagai warga masyarakat seharusnya terus melestarikan kebiasaan yang sudah diwariskan oleh leluhur, dengan turut berpartisipasi dalam tradisi bukan malah acuh bahkan menggap tradisi itu tidak penting untuk dilaksanakan, lihatlah keunikan yang kita miliki yang tidak dimiliki oleh wilayah lain.

Referensi :
 (1) http://gumang-peninjoan.blogspot.co.id/2011/01/nyaik.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar