Selasa, 29 Maret 2016

Kedisiplinan itu Tidak Semudah seperti yang Dibayangkan

Sikap dan kebiasaan yang dimiliki seseorang tentu saja berbeda satu sama lain, sikap jujur, taat, disiplin,sabar,teladan itu merupakan sikap yang harusnya ditanamkan oleh sesorang dalam dirinya sendiri. “Kebiasaan” dari kata itu tidak lain suatu hal yang sering dilakukan dan tentu saja akan melahirkan banyak kebiasaan-kebiasaan positif lainnya.Namun disini apakah semua orang mampu untuk menanamkan sikap yang dimaksudkan tadi dan melakukan kebiasaan-kebiasaann yang akan membawa seseorang pada kesuksesan,itu semua tidak akan mampu dimiliki oleh orang yang tidak menganggap sikap dan kebiasaan itu penting.
Kenapa disini dibahas tentang sikap postif dan kebiasaan positif, sebab itu berkaitan dengan nilai kedisiplinan.Apakah nilai kedisiplinan itu ? Kedisiplinan adalah hal mentaati tata tertib di segala aspek kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.Dari pengertian tersebut bisa dibayangkan betapa mudahnya menanamkan kedisiplinan itu, tapi dilihat dari realitas yang ada tidak semudah yang dibayangkan, misalnya saja dari aspek kehidupan baik agama maupun pergaulan,dalam agama kita diharus untuk taat terhadap agama dengan menjalankan ajaran agama,yaitu taat beribadah,itu tentu menjadi hal yang biasa didengar, namun apakah semua mampu untuk melaksanakan itu ? dan jawabannya adalah belum,banyak kita jumpai dikalangan pelajar ketika waktu imtaq/berdoa bersama dilapangan seringkali ditemukan hal yang tidak diinginkan yaitu banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan itu bahkan ada yang memilih untuk bersembunyi di Toilet ataupun bersembunyi di kelasnya. Selanjutkan jika dilihat dari ketertiban di sekolah maupun dimasyarakat juga tidak kalah buruknya dengan penyataan yang tadi, bisa dilihat siswa di sekolah di haruskan untuk berbaris di depan kelas dan memberi salam kepada guru yang mengajar saat itu, ini adalah hal mudah bukan? Banyak juga yang menyepelekan kegiatan itu karena dianggap tidak penting untuk dilakukan,dan dapat juga dilihat realitas  di lingkungan masyarakat banyak sekali orang-orang yang tidak mamatuhi rambu-rambu lalu lintas( menerobos lampu setopan), bahkan sering kita jumpai kegemaran orang-orang tidak memakai helm, itu hal-hal yang sangat mudah untuk ditanamkan dalam diri kita, namun hal itu menjadi beban bagi orang lain yang tidak terbiasa untuk menaanti aturan yang sudah diresmikan oleh pemerintah.
Tentu saja timbul pertanyaan ? sesulit itukan menanamkan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga, ya, tentu sulit jika seseorang belum menanamkan kesadaran diri untuk disiplin terhadap suatu hal, hal yang harus dilakukan adalah membiasakan diri untuk melakukan hal-hal baru, dengan kesabaran untuk memulai suatu kebiasaan baru yang akan mengubah diri seseorang itu menjadi lebih baik lagi.
REFERENSI

Selasa, 22 Maret 2016

Seperti apa Kecakapan Hidup ( Life Skill ) dalam Pendidikan ?



Pendidikan tentu saja suatu  yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia diseluruh dunia. Begitu pentingkah pendidikan itu? tentu saja penting, sebab pendidikan adalah hal utama yang harus ditempuh oleh seseorang sebelum terjun kedalam dunia yang sesungguhnya,Pendidikan juga menentukan mutu atau kwalitas dari seseorang.
Berbicara masalah pendidikan dan apa kaitannya dengan kecakapan hidup ( life skill).bila berbicara tentang kecakapan hidup pasti selalu diartikan sebagai suatu keahlian dimiliki oleh seseorang,yang berkaitan dengan memenuhi kebutuhan seperti uang, bagaimana menghasilkan uang, atau bagaimana seseorang mampu atau bisa dikatakan hanya berhubungan dengan kegiatan kewirausahaan. 

Namun kecakapan hidup ( Life Skill) tidak hanya berbicara tentang kegiatan keiwausahaan atau bagaimana kesuksesan seseorang orang dalam menghasilkan uang saja serta berhubungan dengan kesehatan. Namun dalam dunia pendidikan juga memiliki kecakapan hidup yang harus ditanamkan oleh seseorang siswa yang akan dibutuhkan setelah tidak lagi duduk dibangku Sekolah.

Konsep pendidikan kecakapan hidup ( life skill ) dilandasi konstruktivisme,dimana konstruktivisme suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap masalah. Selain itu pengembangan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa melalui belajar,siswa juga diharapkan mampu untuk mengembangkan dan memperoleh kecapakan hidup untuk masa depan setelah lulus dari bangku sekolah.
Menurut WHO kecapakapan hidup ( Life Skill ) itu meliputi kecakapan psiko-sosial yaitu dengan kecapakan tersebut siswa diharapkan memiliki kemapuan untuk bias menentukan nilai-nilai yang harus ditanamkan dalam melakukan suatu hal ( berprilaku , serta kecakapan reflektif yaitu kemampuan yang jelas harus dimiliki oleh seluruh siswa, kemampuan dalam memecahkan suatu permasalahan dan mampu kritis terhadap suatu hal yang terjadi/peka untuk menemukan jalan keluar, adapulan kecakapan personal serta kecapakan antarpersonal, ini ialah kesadaran yang ada pada diri ataupun kelompok terhadap suatu perilaku ataupun dalam memecahkan permasalahan.Selain WHO adapulan kecakapan hidup antara lai sebagai berikut :
1.    Kecakapan sosial ( kecakapan komunikasi ) yaitu kecakapan yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengontrol emosi( pengelolaan marah), bertujuan untuk menjalin persahabatan, kerja sama, gotong royong, toleransi,dan cara membantu orang lain.
2.    Kecakapan membuat keputusan, yaitu kecakapan dalam berpikir kritis terhadap suatu masalah serta menemukan solusi atas masalah yang muncul serta menetapkan tidakan atau keputusan yang harus diambil
3.    Kecakapan sebagai perkerja, yaitu kecapakan dalam hal mengerjakan tugas yang diberikan bagiamana ketelitian, kerapian, ketertiban, kesopanan dalam mengerjakan sesuatu
4.    Manajemen keuangan, yaitu pemahaman terhadap keuntungan yang didapat didalam mengerjakan sesuatu deng teliti, rapi, tertib, serta sopan.
5.    Manajemen kesehatan, yaitu siswa mampu menanamkan dalam diri untuk mempertahankan gaya hidup sehat, seperti membersihkan diri, membersihkan kelas, ataupun perduli terhadap kesehatan .
6.    Manajemen keluarga, yaitu penanaman rasa tanggung jawab terhadap keluarga pada masa depan.
7.    Kecakapan tentang hukum, yaitu pemahaman tentang aturan-aturan yang harus ditaati di sekolah, ataupun ditempat umum yang merupakan suatu peraturan yang didasarkan oleh UUD ataupun sekolah.
8.    Kecakapan bertelepon, yaitu pemahaman tentang bagaimana seharusnya berkomunikasi yang baik,.
Itulah sebagian kecakapan hidup dalam pendidikan yang seharusnya dimiliki oleh siswa, yang diperoleh ketika masih menempuh dunia pendidikan,pembekalan kecapakan hidup yang ditanamkan saat masih duduk dibangku sekolah menjadikan siswa memiliki harga diri, toleransi, serta berkompeten dan mampu membangkitkan semangat untuk berubah, daan mampu mencapai cita-cita yang menjadi tujuannya.

Referensi:
Suyono & hariyanto,2011,Belajar dan Pembelajaran, Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.